Belajar Tidak Mengubah

Beberapa waktu lalu saat saya harus menghadapi asesmen pencapaian
kinerja, saya bersama tiga orang teman lainnya hom pim pah untuk menentukan
urutan. Saya kalah suit, berarti akan menjadi yang terakhir untuk di asesmen.
Hati saya bergejolak dan perut saya melilit membayangkan menjadi yang terakhir
dan mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang sebelum-sebelumnya. Alih
alih meminta tukar urutan –karena saya yakin teman saya akan sukarela
melakukannya, saya mencoba tenang dan menerima urutan itu sebagai ‘sesuatu yang
diberikan untuk saya’.
Pelajaran ini lumayan sulit, mengingat saya cukup impulsif dan selalu
terburu-buru mengambil kesimpulan sehingga tidak menyadari ada hal yang memang
seharusnya tidak saya ubah. Hal yang memang diberikan untuk saya. Diberikan
untuk saya terima, bukan untuk saya ubah.
Selalu mudah mendefinisikan apa yang kita mau, tapi ketika mencoba
memahami apa yang kita butuhkan, hidup akan terasa lebih mudah. Semesta paling
tau apa yang kita butuhkan. Yang perlu kita lakukan adalah menyadarinya dan
paham apa maknanya.
No comments
Post a Comment
Habis baca terbitlah senyum. Komen dong!