Dijutekin Florist Cantik di Flower Market

Pulang dari Hong Kong, banyak yang bertanya “Justin ke
Macau juga? Shenzhen?”, atau juga “Justin ke Disney Land dong!”, atau lain lagi
“Justin ke Hong Kong ya kemarin, main ke Ocean Park ya?”. Well, selain saya gak suka yang mahal-mahal, tempat yang sebenarnya
bisa bikin saya senang adalah tempat-tempat sederhana salah satunya adalah
pasar bunga yang saya kunjungi di Hong Kong.
Pasar bunga atau flower
market letaknya di Prince Edward Road, Mong Kok. Naik MTR (Mass Transit
Railway) turun di Prince Edward atau Yau Ma Tei atau Jordan terus jalan kaki
atau naik bus atau naik tram atau naik taksi. Penunjuk jalan di HK sangat mudah
dan ada dimana-mana jadi tenang, gak akan kesasar. Flower market ini terdiri dari banyak sekali toko bunga besar dan
kecil, buka setiap hari dari jam 9.30 sampai 19.30. Saya kesana siang agak sore
jadi wajar disana lagi ramai-ramainya.
Dua kesan yang saya rasakan saat datang kesini adalah:
rapih dan bersih. Semua tanaman ditata sedemikian rapih diwadahnya mau pun di
rak. Gak ada becek, gak ada kotor bunga yang jatuh dan terinjak-injak, semua
sangat bersih. Kualitas tanaman juga patut diacungi jempol. Sukulennya
sehat-sehat, daun dan batang segar semua, bunga-bunga harum sebenar-benarnya,
dan pohon-pohon pendek yang dijaja disana sangat kokoh. Everything in here were well groomed. Kalo berkunjung kesini,
perhatikan peraturan yang disediakan ya misalnya ada sticker yang bertuliskan ‘no photograph’ atau ‘no touching’ atau
‘no ngutang’ –gak ding, itu dipatuhi ya. Seperti yang saya bilang, orang sini
kan judes tuh jadi kalo gak resek aja dijudesin apalagi yang songong.
Saat saya mengunjungi HayFever, sebuah toko bunga gitu,
ada florist yang lagi merangkai bunga
dalam wadah kecil-kecil. Mbaknya cantik dan terlihat ramah, jadi saya coba ajak
ngobrol sedikit supaya gak terlalu ganggu. “Ini pesanan atau memang dibuat
untuk dipajang?”, tanya saya. “Pesenan”, jawabnya singkat dengan senyum
seadanya. Saya yang udah biasa banget dijudesin orang Hong Kong ya udah
sabar-sabar aja ya.
Mbak ini beneran canggih sih merangkainya. Wadah kaca
yang bentuknya mirip botol sake, dihias bunga besar kecil bernuansa putih tapi
ajaibnya, dia gak bikin rangkaian itu pucat. Pokoknya cakep. Saat saya melihat
dia memotong bagian bawah tangkai, saya kembali bertanya dan kali ini saya
bikin tipe pertanyaan tertutup aja biar gak sakit hati. “Ini memang harus
dipotong lancip begitu?”, tanya saya. “Iya, dia mesti lancip”, jawab si Mbak
sambil agak kagok dan kibas poni. “Mbak boleh saya videoin gak?”, tanya saya
menawarkan dokumentasi dan promo wajah + skillnya
dengan gratis (siapa tau kan dia ditawarin main film). Tapi dia menolak dengan
tegas dan kali ini dia memasang wajah mengusir. FINE! GUA PERGI! Sambil salah tingkah dan sok lihat-lihat bunga, saya menyapa“have a nice
day” sambil ngacir yang tentu saja cuma dibalas senyum getir
yang boro-boro giginya, jigongnya aja gak keliatan.

Sebenarnya gak si Mbak itu aja yang judes, kebanyakan
orang di toko bunga juga pada judes. Lama kelamaan saya terbiasa juga dijudesin mbak-mbak Hong Kong. Template-nya
memang begitu kayaknya atau memang karena pas peak hour, entahlah. Meskipun begitu, orang Hong Kong baik-baik kok. Mereka mempersilahkan saya foto,
pegang-pegang bunga, dan keluar masuk tanpa membeli. Saya juga dipersilahkan main dengan kucing salah satu florist, menciumi lavender sampe mabuk, mengelus sukulen-sukulen yang menggemaskan, dan saya memiliki hari yang penuh warna. Worth to remember.
No comments
Post a Comment
Habis baca terbitlah senyum. Komen dong!